Selalu Rindu

Iseng Texting

Kuingin ungkapkan sungkawa.
Atas perubahan laku diri manusia. Termasuk aku.
Yang terperangkap tak berdaya.
Segala hal merasuk begitu saja oh betapa mulusnya.

Ketika taklagi kudengar, tawa dan canda nyata dari kalian.
Sentuhan dan lelucon sindiran yang berbalut sayang.
Serta haturan nasihat yang penuh makna.
Ketika kalian hanya bisa membaca apa yang kukatakan saat ini.
Dan ketika pertemuan kedua insan hanya sebatas bertegur sapa.

Kuingin marah.
Kesal. Namun karena mereka diam, akupun demikian.
Menjalani kepalsuan yang entah sejak kapan mulai terasa asli.
Oh, oh, oh beginikah normal itu.
Mendengar notifikasi HP lebih sering daripada kletik suara kuku yang terpotong?
Dan tertawa sendiri yang lebih bahagia daripada tertawa bersama?
Atau kokok suara ayam di pagi hari yang taklagi kudengar.

Takberdaya.

Kurindu tertawa dan menangis bersamamu kawan.
Memandang langit berbintang bersama-sama hingga fajar tiba.
Menyanyi girang ditemani singkong bakar berbalut persahabatan yang nikmatnya..
Abadi..

Ku masih rindu.
Dan kan selalu merindu.
Kehangatan segala gumunan, keluh, pujian, hardikan yang indah.
Dan penuh afeksi.
Senyum nyata nan bersahaja. Dari engkau yang berhati seroja.

Ku masih rindu.
Dan kan selalu merindu.
Suatu hari tuk wujudkan lamunan itu. Walau tuk sesaat.
Saat kerut telah menghiasiku.
Dan sesaat sebelum kembali membuka notifikasi.

Wah, Facebook 15 notif, Line 40, WA 150, Instagram 20.
Tuh kelamaan nulis sih.

Lihat Anuku

Leave a comment